Keunikan Bali & Religi Hindu di Dusun Balitung diusulkan menjadi Kampung Adat
Dusun Balitung Desa Sijuk dan Kampung Nelayan Desa Tanjungbinga Kecamatan Sijuk direncanakan untuk ditetapkan sebagai kampung adat atau disebut juga kampung wisata untuk destinasi pariwisata di Kabupaten Belitung.
Dusun Balitung memiliki keunikan tradisi Bali yang melekat dalam keseharian masyarakatnya. Tidak saja ukiran Bali yang menjadi ciri khas setiap rumah penduduk Dusun Balitung, tapi juga religi Hindu yang ada dalam setiap perayaan keagamaan. Wakil Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan, Dusun Balitung merupakan Bali yang ada di Belitung. Sebab itu, keunikan atau ciri khas tradisi Bali tetap dipertahankan.
Dusun Balitung memiliki keunikan tradisi Bali yang melekat dalam keseharian masyarakatnya. Tidak saja ukiran Bali yang menjadi ciri khas setiap rumah penduduk Dusun Balitung, tapi juga religi Hindu yang ada dalam setiap perayaan keagamaan. Wakil Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan, Dusun Balitung merupakan Bali yang ada di Belitung. Sebab itu, keunikan atau ciri khas tradisi Bali tetap dipertahankan.
Sementara kampung nelayan Tanjungbinga merupakan kawasan pengembangan perikanan. Bahkan, menurut wabup, kondisi kampung nelayan Tanjungbinga jauh lebih baik dibanding kampung nelayan lainnya di Indonesia.
Lebih lanjut, wabup menjelaskan konsep kampung adat ini dibuat karena Pemkab Belitung menginginkan konsep wisata yang alami. “Jadi kita betul-betul membangun kepariwisataan. Infrastrukturnya harus kita dukung yang disesuaikan dengan kondisi alam,” kata wabup kepada Grup Bangka Pos usai rangkaian kegiatan Melasti di Pantai Marina Kecamatan Sijuk, Sabtu (13/3).
Wabup menambahkan, infrastruktur yang didukung oleh pihak swasta yang ada saat ini dinilai sudah mengarah kepada pengembangan pariwisata. Misalnya, pembangunan hotel atau penginapan yang masuk dalam kategori hotel wisata.
Lebih lanjut, wabup menjelaskan konsep kampung adat ini dibuat karena Pemkab Belitung menginginkan konsep wisata yang alami. “Jadi kita betul-betul membangun kepariwisataan. Infrastrukturnya harus kita dukung yang disesuaikan dengan kondisi alam,” kata wabup kepada Grup Bangka Pos usai rangkaian kegiatan Melasti di Pantai Marina Kecamatan Sijuk, Sabtu (13/3).
Wabup menambahkan, infrastruktur yang didukung oleh pihak swasta yang ada saat ini dinilai sudah mengarah kepada pengembangan pariwisata. Misalnya, pembangunan hotel atau penginapan yang masuk dalam kategori hotel wisata.
Menyinggung wisata bahari, wabup mengatakan, pengembangan wisata bahari untuk snorkelling, diving atau fishing. Kawasan Sijuk, kata wabup, akan dijadikan sebagai kawasan konservasi. Soal ini, Pemkab Belitung menyiapkan perda sehingga nantinya ada ketentuan tentang kawasan yang boleh untuk memancing, dan ada kawasan yang hanya untuk rekreasi semata.
“Konsep ini hanya tinggal diadakan penelitian riilnya. Kemarin kita memang sudah berbicara dengan LIPI, juga dengan perguruan tinggi yang berkenaan dengan ini. Mungkin tahun ini sudah akan digarap,” kata wabup. Camat Sijuk Anas Nasito mengatakan, dua lokasi yang akan menjadi kampung adat sudah pernah dikonsultasikan, baik dengan pemerintah daerah maupun perbandingan dengan lokasi-lokasi lain. Pihak kecamatan mendukung sepenuhnya dua kawasan tersebut menjadi kampung adat untuk tujuan wisata.
“Konsep ini hanya tinggal diadakan penelitian riilnya. Kemarin kita memang sudah berbicara dengan LIPI, juga dengan perguruan tinggi yang berkenaan dengan ini. Mungkin tahun ini sudah akan digarap,” kata wabup. Camat Sijuk Anas Nasito mengatakan, dua lokasi yang akan menjadi kampung adat sudah pernah dikonsultasikan, baik dengan pemerintah daerah maupun perbandingan dengan lokasi-lokasi lain. Pihak kecamatan mendukung sepenuhnya dua kawasan tersebut menjadi kampung adat untuk tujuan wisata.
Yang perlu menjadi perhatian, kata Anas, adalah kampung tersebut nantinya harus benar-benar mencerminkan tempat wisata yang berpegang pada sapta pesona. “Pada akhirnya yang menikmati adalah masyarakat,” kata Anas. SK Bupati Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung drg Hj Dian Farida melalui Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Ruspandi ditemui, Kamis (18/3) kemarin mengatakan, wacana Dusun Balitung dijadikan kampung adat sebenarnya sudah lama.
Menurut Ruspandi, justru ide tersebut muncul dari masyarakat Dusun Balitung sendiri. Kemudian, wacana tersebut muncul kembali saat musrenbang tingkat Kecamatan Sijuk. Pertimbangan Dusun Balitung menjadi kampung adat adalah spesifik dalam konteks religi yang berkaitan langsung dengan kebudayaan masyarakat Hindu Bali. Sehingga dusun ini menjadi semarak dengan berbagai kegiatan religi Hindu.
Menurut Ruspandi, justru ide tersebut muncul dari masyarakat Dusun Balitung sendiri. Kemudian, wacana tersebut muncul kembali saat musrenbang tingkat Kecamatan Sijuk. Pertimbangan Dusun Balitung menjadi kampung adat adalah spesifik dalam konteks religi yang berkaitan langsung dengan kebudayaan masyarakat Hindu Bali. Sehingga dusun ini menjadi semarak dengan berbagai kegiatan religi Hindu.
Penetapan sebagai kampung adat, lanjut Ruspandi, nantinya akan dibuatkan SK Bupati Belitung. Dengan ditetapkan sebagai kampung adat, maka program pusat akan turun ke Balitung, salah satunya melalui PNPM pariwisata. Staf Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata RI belum lama ini meninjau Dusun Balitung guna melihat apa yang menjadi kekurangan dan prioritas. Bukan tidak mungkin, kata Ruspandi, ada desa lain yang akan ditetapkan sebagai kampung adat.
Pada akhirnya, kampung adat akan menjadi destinasi wisata dan juga akan menyediakan wisata homestay. Menurut Ruspandi, setidaknya ada sepuluh rumah yang akan ditunjuk untuk dijadikan program homestay. Soal ini, Disbudpar Kabupaten Belitung belum melakukan survei namun akan meminta kepala dusun untuk menunjuk 10 rumah yang mendekati kriteria sebagai tempat homestay. Rumah tersebut harus memenuhi kebersihan, atau adanya pencerminan dari program sapta pesona. “Nanti akan ada pembinaan terlebih dahulu,” kata Ruspandi seraya menambahkan pihaknya akan melibatkan instansi terkait dalam pembinaan tersebut.
Ruspandi mengatakan, pihaknya juga berharap desa-desa melayu akan berkembang seperti Dusun Balitung, khususnya yang berada di kawasan utara Kabupaten Belitung.
Ruspandi mengatakan, pihaknya juga berharap desa-desa melayu akan berkembang seperti Dusun Balitung, khususnya yang berada di kawasan utara Kabupaten Belitung.
PNPM Mandiri Pariwisata
Tahun 2010 ini pemerintah pusat memiliki program PNPM Mandiri Pariwisata. Desa nantinya akan dibuatkan kelompok-kelompok seperti kelompok kerajinan, kelompok kuliner, dan sebagainya. Tahun ini ada tiga desa yang akan masuk dalam program PNPM Mandiri Pariwisata, yaitu Desa Tanjungpendam (kelompok homestay dan kuliner), Desa Sijuk (kelompok kerajinan), dan Desa Keciput (kelompok kuliner). Pada tahun 2011 ada empat desa yaitu Dusun Bebute Desa Terong (kelompok kerajinan), Desa Tanjung Binga (kelompok homestay), Desa Keciput (kelompok kuliner), dan Dusun Balitung (kelompok budaya). “Program ini sampai 2014,” kata Ruspandi.
Mereka ini akan mendapatkan bantuan permodalan untuk pengembangan usahanya yang mendukung pariwisata, sedangkan untuk kelompok homestay akan mendapatkan perbaikan fasilitas. Dana bantuannya merupakan gabungan dari pusat dan Kabupaten. Tidak hanya sekedar bantuan, kata Ruspandi, nantinya kelompok-kelompok tersebut akan dilanjutkan dengan sertifikasi kelayakan usaha dari pusat. “Kampung adat itu brand-nya. tapi aktivitasnya berbagai macam,” kata Ruspandi.[sumber]